Pada tahun 2004 lalu, Indonesia telah sukses melakukan pemilu, namun kesuksesan itu sebenarnya bukanlah kebanggan masyarakat karena masih terngiang dalam benak masyarakat akan korupsi yang semakin merajalela. Masyarakat ingin setelah melaksanakan pemilu pemimpin dapat membasmi tikus-tikus kantor dan menghapus segala tindasan bagi rakyat bawah.
Politik indonesia kini menuai kabar miring karena pelaksanaan pemerintahan yang kurang memuaskan masyarakat, ketidak jelihan dalam proses pemilihan pemimpin menjadi faktor utama penyebab kerusuhan dunia politik Indonesia.
Dalam proses pemilu ada ketentuan agar mendapatkan hasil yang maksimal diantaranya menerapkan asas pemilu yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil atau yang sering disingkat LUBER JURDIL. Tidak hanya menghindari Golongan Putih atau Golput yang kini sedang marak dilakukan oleh para masyarakat yang tidak bertanggung jawab, bukan tanpa sebab. Golput dilakukan karena tidak adanya pemimpin yang diminati dan takut salah pilih.
Kini kecurangan dalam dunia politik sudah dianggap wajar, tak jarang oknum yang tidak bertanggung jawab menutupi kecurangan tersebut. Seperti kampanye yang tidak sehat yaitu dengan penyuapan kepada masyarakat. Masyarakat akan menyadari dampak penyuapan tersebut setelah para tikus kantor tertangkap basah menggelapkan dana, untuk itu masyarakat diwajibkan berhati-hati dan tidak gampang terbujuk rayuan para politikus.
Setiap warga negara memiliki standar kriteria pemimpin sendiri sendiri, namun ada beberapa acuan dalam memilih pemimpin yang akurat agar masyarakat tidak tertipu yaitu:
1. Pilih pemimpin yang jujur
2. Memilih pemimpin yang transparansi dalam kepemimpinannya, ramah dan bersikap terbuka
3. Memilih pemimpin yang memiliki latar belakang baik
4. Memilih pemimpin yang adil
5. Memilih pemimpin yang pandai dan cerdas
6. Memilih pemimpin yang tidak menjatuhkan dan menjelek jelekan orang lain
7. Memilih pemimpin yang memiliki rasa kehormatan diri dan kewibawaan
8. Kemudian pilihlah sesuai dengan hati nurani
Pada bulan Juni mendatang, dari Sabang sampai Mareuke dengan serempak mengadakan pemilu untuk pergantian panutan negeri, agar tidak salah contreng maka masyarakat dihimbau untuk lebih jeli dan menerapkan asas pemilu LUBER JURDIL dalam memilih calon pemimpin karena berdampak besar jika salah contreng. Ingat salah contreng kantong bolong!
0 komentar:
Posting Komentar